CERITA ANAK
Contoh memilih Jajanan.
Rumah
megah begitu sepi. Warna orange Jingga Walaupun
sepi tak ada penunggu di rumah sudah aman. Dari pagi Shinta tidak ada di
rumah. Ia bermain sepedaan bersama
teman. Rasa bahagia menyelimuti hati saat ini mendapatkan sepedanya bisa di
pakai lagi yang sudah setengah tahun ini tidak keluar karena rusak. Rasa itupun
terbagi dengan teman yang bernama Diva.
Umi
ibu Shinta sangat tertib dan teliti terutama tentang makanan. Selama ini
perkataan yang dituruti hanyalah umi saja. Berhubung ada teman yang mempelopori
menjadikan sedikit liar. Untung saja Umi orang yang sabar. Kenakalan anak bisa
diatasi.
“Umi
aku mau kerumah Diva sekarang!” begitu kata Shinta pamit.
“Yang
baik kalau minta ijin itu nak!” Ibu mengingatkan pada putrinya.
Di
jalan Shinta ketemu dengan Alia yang mau beli jajan di tempat embok Rindang.
“Shint
ayo ikut aku!” ajak Diva.
“
Kemana “ tanya Shinta
“Aku
mau beli jajan di sana! Nanti kamu aku beri, ayo ikut aku yuk!” bujuk Diva
menyegerakan
Dari
jauh Aulia memanggil denga keras. Sambil melambaikan tangan dengan kain
selendang di pundaknya.
“Kau
mau beli apa Shinta?” tanya Diva.
Shinta
hanya menggelengkan kepala, setelah melihat dagangan di sana.
“Enggak aku hanya ingin melihat saja.” kata Shinta
“Benar
kamu tidak mau beli?” tanya Diva membujuk.
“Shinta
ayo kita duduk di rumahmu saja ya di taman itu sejuk dan segar. Kita makan
–makan roti ini lho!” ajak Aulia .
“Kok
begitu Aulia, kalau Diva tidak di kasih aku tidak mau sama kamu, aku berteman
sama Diva saja. aku tidak mau sepertimu.” Jawab Shinta.
“Boleh
boleh.” Teriak Aulia setelah melihat respon Shinta yang begitu. Aulia yang tak
mau kehilangan pertemanan dengan Shinta, lalu menyetujui dengan terpaksa.
Walaupun
terpaksa mereka berbaur besama dengan riangnya. Makan-makan dengan gembira.
Makanan yang di bawa Aulia yang bentuk roti boneka di lahap dengan habisnya.
“Shinta
aku minta minum air putih ya.” Pinta Aulia. Sambil berjalan menuju ruang
belakang rumah Shinta. Di dalam uminya tidak ada di tempat.
Anak-anak
sudah biasa kluar masuk rumah Shinta dengan bebas. Umi juga sangat feer dengan
anak-anak.
Setelah
sore mereka pulang ke rumah masing-masing. Shinta langsung mandi dang anti baju
lalu masuk di kamarnya. Di kamar dia tak mau keluar. Shinta memakai baju tebal
untuk menutupi badannya yang kedinginan. Ia tidak berani keluar lagi.
Umi
memanggil untuk makan sore. Namun tidak ada jawaban. Semula umi menganggap itu
biasa. Lalu ditinggalkan begitu saja Shinta yang berbaring di tempat tidur.
Setelah
menjelang malam umi datang ke kamar Ia menyalahkan diri sendiri yang tak mau
melihat anaknya dari sore tadi ketika ia panggil tak menyahut.
Umi
buru-buru membawa Shinta ke rumah sakit. Di perjalanan Shinta muntah-muntah
banyak sekali makanan yang di makan tadi sore keluar. Namun masih ada yang
tersangkut di kerongkongan. Shinta hanya menangis berusaha mengeluarkan sisa di
dalam mulutnya, namun tidak berhasil. Sesampai di rumah sakit di periksa.
Dokter
menyatakan kalau Shinta keracunan makanan. Ada makanan yang ada jamur tumbuh di
menempel di makanan itu terbawa masuk ke perut.
Perut tidak bisa menerima dan akhirnya menjadi muntah.
Ternyata
setelah di cek umi bungkus plastic besar di tempat sampah yang rumanya waktu mereka
duduk tadi sudah expired. Kadaluawarso sudah 3 bulan lalu
Pesan:
Apabila makan makanan harus
hati-hati. Perhatikan yang kemasan di lihat tanda exspaiternya tanda halal dan
kode produksi, kompisisi kandungan dalam nutrisinya.